Wicara with Om Maliq

Ini kelanjutan ceritanya Altair.  Kelanjutan perjuangan Altair, kita semua untuk melangkah lebih maju, setelah 'mundur sejenak istirahat' menyehatkan diri dari enchephalitis.

Memang bukan cerita baru sehari kemarin.  Ini dimulai sudah lebih 1 tahun lewat.  Tepatnya Desember 2015. 
Dimulai setelah Altair dinyatakan membaik, tidak mengalami kejang lagi, tidak minum obat aneh2 lagi, tidak perlu periksa darah lagi, tapi dengan kondisi Altair masih sulit mengunyah akibat efek samping sakitnya, kondisi Altair yang tiba-tiba tidak bisa bicara akibat rahang kaku atau apalah lagi-lagi efek samping dari sakitnya (mungkin kejangnya).

Setelah berkonsultasi dengan dokter anak, dokter tumbuh kembang anak, dan juga dokter rehabilitasi medik, didapat kesimpulan Altair tidak perlu Fisioterapi walaupun agak sedikit foot step, karena seiring waktu juga melihat semangat Altair, dokter menyatakan kondisinya akan cepat kembali normal.  Dan yang menjadi fokus adalah kesulitan mengunyah yang mempengaruhi kesulitan memproduksi suara.  Altair diputuskan untuk Terapi Wicara.

Sampai kapan Altair terapi Wicara, berapa lama proses itu akan kami jalani, bagaimana caranya, dan semua pertanyaan yang awalnya muncul dibenak kami harus segera dibuang jauh-jauh.  Pada kenyataannya itu harus dijalani. Dan secepatnya segera dimulai.

Tempat terapi wicara yang kami pilih adalah di RS Hermina Palembang.   Dari informasi yang kami terima di sana suasananya nyaman, tentu saja selain terapis yang handal, rasa nyaman sangatlah penting agar anak menjadi lebih menikmati prosesnya tanpa rasa takut.

Di RS Hermina, terapi Wicara bisa menggunakan bpjs dan pribadi.  Kami menggunakan pembayaran pribadi.  Prosedurnya setelah tahu jadwalnya, setiap saat mau terapi, kami datang ke bagian pendaftaran, mendaftar dan langsung menuju tempat terapi di Lt. 2, lalu membawa lembar dari pendaftaran diberikan dibagian nurse station, terakhir membayar biayanya sambil menyertakan lembaran dari bagian nurse station sebesar seratus ribu rupiah persekali terapi.  Sementara jika mengenai penggunaan bpjs, informasinya dapat langsung ditanyakan di bagian bpjs RS Hermina.

Nurse station Lt.2 ruang terapi

Ketika akan memulai, kita tidak bisa sembarangan waktu.  Waktu yang tersedia untuk terapi tidak setiap saat.  Penentuan jadwal  dikonsultasikan dengan jadwal terapis yang masing kosong.  Di awal-awal Altair mendapat jadwal 2x seminggu. Di hari rabu dan sabtu.  Jam mulai terapi pun juga sudah ditentukan, jadi jika terlambat, kami tidak akan mendapat dispensasi sebab jam berbeda diisi dengan pasien yang berbeda pula.  Kecuali jika berhalangan, kita boleh ijin, namun itupun kita juga tidak akan mendapat pengganti di jadwal yang bukan jadwalnya kita.  Ijin tidak terapi tidak sebaiknya dengan alasan jelas dan sudah dikabarkan ke terapis sebelum jam terapi dimulai.

Jadwal sudah ditangan, Terapi siap dimulai, namun sebelum mulai, kami meminta ijin 1 minggu untuk berlibur keluar kota sejenak melepas rasa tertekan beberapa saat lalu, khususnya untuk Altair dengan harapan perasaan altair lebih tenang dan nyaman untuk memulai proses penyembuhan yang baru😉

Ruangan terapi Wicara

Hari perdana terapi wicara pun dimulai.  Altair dan kami (orangtuanya) dipanggil masuk ke dalam ruangan terapi.  Terapis memperkenalkan diri, dan altair terapi dengan terapis bernama Maliq.  Kami bercerita awal dan permasalahan yang di rasakan, dan disesuaikan dengan laporan medis yang disertakan.  Selain itu om Maliq, begitu kami memanggilnya, meminta setiap terapi membawa 1 buku tulis sebagai laporan perkembangan dan proses saat terapi.  Pertemuan pertama juga merupakan perkenalan altair dengan ruangan yang akan digunakan saat terapi.  Ada kaca besar yang menempel di salah satu dinding, disudut ruangan ada lemari kecil berwarna warni berisi mainan edukasi.  Di bagian sudut lain ada beberapa kursi  dan meja kayu kecil berwarna cerah.  Dekorasi bagian dalam juga warna cerah dan menarik dipandang mata😊

Altair ketika sedang terapi (gambar diambil dari kotak kaca kecil yang bisa diintip)

Sementara kami menunggu diluar hingga waktu terapi berakhir.  Terapi dilakukan selama 1 jam yang terbagi dua yaitu 45 menit khusus berdua dengan terapi dan 15 menitnya laporan dan bincang terapis dengan orangtua.  Selama waktu menunggu terkadang kami menikmati waktu dengan berbincang-bincang bersama keluarga pasien lainnya.  Ada yang sedang menunggu anaknya sedang terapi okupasi, fisioterapi juga terapi wicara dengan terapis yang berbeda.  Ruang tunggu juga sering ramai dengan pasien dari kalangan orangtua yang semuanya adalah pasien fisioterapi.  Untuk pasien fisioterapi anak, ruangannya dibedakan dengan fisioterapi dewasa, dengan harapan suasana ruangan terapi lebih nyaman dan santai dibandingkan ruangan fisioterapi untuk dewasa😊 di bagian tengah atas terdapat televisi sementara di sudut ruangan dihiasi dengan mainan anak dari sponsor

Akemi menunggu abangnya
 sambil bermain 

Suasana ruang tunggu bercampur
dengan pasien terapi lain 
(fisioterapi, okupasi, wicara)

Jika diingat kembali kebelakang, Altair tidak sulit berinteraksi dengan om maliq.  Mungkin memang Altair yang anaknya mudah beradaptasi, ditambah kemampuan terapisnya mudah masuk ke emosi anaknya.

Banyak hal yang telah dilalui Altair dalam prosesnya, diantaranya dipijat bagian rahang dan mulutnya, mengucapkan huruf-huruf untuk melihat kemampuan pengucapan huruf dan kelenturan lidah dan terbukanya rahang, mengucapkan perkata dan pemahaman kosakata dengan menggunakan flash card, melenturkan lidah dengan menggunakan alat getar dan stick es krim dan berlatih mengunyah langsung membawa bekal makan nasi lengkap dengan lauk di hadapan om Maliq😂

Alat terapi yang digunakan di rumah😊

Dengan perkembangan Altair yang cukup pesat, hingga 6 bulan berjalan sejak saat itu, waktu terapinya dikurangi menjadi 1x seminggu.  Dan kabar di akhir bulan April 2017 (kemarin),  Om Maliq menyatakan, kemampuan Altair sudah jauh lebih baik, hanya tinggal melatih, membiasakan, dan belajar huruf r nya.  Mengingat Altair mungkin ada keturunan dari Babahnya, jikapun tidak terlalu sempurna dalam pengucapan huruf r, yang penting adalah penyampaian komunikasi ke orang lain bisa tersampaikan.  Kesimpulannya adalah, kognitif Altair yang normal, pembicaraan 2 arah yang baik, fokus dan konsentrasi yang oke, dan melihat 1 bulan terakhir di bulan Mei 2017, semoga Altair sudah diluluskan dan menamatkan sesi terapi wicaranya dan kemampuan berbicaranya juga semakin baik, baik, dan lebih baik lagi..aaamiiin yaa rabbal alaamiin...
#Foto perpisahan dengan om maliq di tambahkan setelah akhir bulan mei😉
Baca kisahnya di 1,5 tahun bersama

Comments

  1. Altair pernah kena step ya, sama dengan anakku dl sewaktu umur 2 thn pernah kena step 2x dan d rawat. Setelah itu banyak pemeriksaan yg di lakukan salah satu'y EEG. Ahmadulillah hasilnya normal, semangat ya bu. Salam tuk Altair.

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. Iya mbak, sedih ya mbak rasanya liat anak sakit...
      Makasih mbak, semoga Kita semua diberi kesehatan, aamiin..

      Delete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah Yaa Alloh..terus berlatih Altair,doa terbaik untuk Altair sayang,Barokaullohu nak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah.., makasih mbak :) sun sayng juga buat mbak sekeluarga :)

      Delete
  4. Good job Altair. Syukrlah senang dengarnya Altair semakin maju dalam terapinya bahkan dipersingkat ya. Allah mengasihimu nak. Semangat terus berlatih ya nak. Anak saya juga dulu step krn kejang demam. Saya terharu sekali melihat sinergi antara Altair, penterapis dan keluarga yang mendukung tumbuh kembangnya. Doa yang terbaik untuk Altair & keluarga di sana.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiiin...aamiiin.., makasih mbak :) doa terbaik juga buat mbak sekeluarga, semoga kita semua diberikan kesehatan..aamiiin :)

      Delete
  5. Akhirnya bersua dengan kolom komen. Hihihi.

    Semoga Altair nyaman dengan terapinya ya mbak.
    Pernah step ternyata.

    ReplyDelete
  6. Altair mulai terapi wicara sejak umur brp mbak?
    Semoga Altair bisa tumbuh menjadi ank yg cerdas ya sayaang...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Altair terapi wicara pasca koma mbak, saat itu efek dari sakitnya menurunnya kemampuan menelan dan mengunyahnya membuat altair sulit bicara. Alhamdulillah Altair sdh kembali normal. Kebetulan waktu itu menjalani terapinya 1,5 tahun.
      Di blog ini juga ad ceritanya Altair berpisah dengan terapisnya krn sudah kembali bs berbicara😊

      Delete
  7. Semoga terapi yg dijalani semakin membuat Altair bahagia, dan nyaman di hari-harinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah Altair sudah tidak perlu terapi lagi mbak, karena sudah kembali normal berbicara.
      Saat itu lama terapinya 1,5 tahun. Pasca koma saat itu yg membuat altair kehilangan kemampuan berbicara.
      Ceritanya mengapa Altair koma, menjalani masa kritis, hingga berpisah dengan terapisnya karena sdh lulus dan kembali normal berbicara, semuanya saya tulis di blog ini😊

      Delete
  8. Semangat terus ya altair sayang... Pasti sekarang tambah pinter dan sehat y

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah mbak, Altair sudah sehat, dan semoga selalu sehat, aammiin...
      Sudah lulus juga terapi wicaranya, sdh normal dan kembali cerewet, hee...😁😂

      Delete
  9. Semangat ya, semoga Altair bisa cepat pintar dan terus belajar.

    ReplyDelete
  10. semangat ya mba, aku juga sama anakku yg nomor dua mengalami speed delay, belum berjalan juga karna menderita cerebral palsy, sama terapi juga di hermina serpong tangerang. Sukses terus mba untuk perjuangannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. MasyaAllah...semangat ya mbak..
      Banyak hal dan hikmah yang terkadang kita belum tau maksudnya saat kita menghadapinya...
      Kebtulan anakku bukan speech delay mbak, anakku awalnya normal, pasca koma mengalami kesulitan bicara. Alhamdulillah sekarang sdh kembali normal dan kembali cerewet..
      InsyaAllah, mukzizat selalu ada mbak😊

      Delete
  11. Mbak, terapi wicara sampai berapa lama? Tetanggaku juga encephalitis. Secara fisik cepat pulih tapi ngomongnya yang belum. Hanya teriak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Altair terapi wicaranya 1,5 tahun mbak, sdh kembali normal. Cerita hari kelulusan sekaligus perpisahannya ad di sini mbak http://agendanyaltair.blogspot.co.id/2017/05/15-tahun-bersama.html?m=1

      Kalo mengingat kembali waktu itu, terapisnya bilang altair lebih cepat progressnya. Dia lebih semangat dan aku juga melatih di rumah. Kl hanya mengandalkan terapis, agak sulit juga. Kuantitas ketemu lebih banyak dgn orangtua. Keluarga dan lingkungan harus mensupport dan mental anaknya juga harus dikuatkan agar ga pantang menyerah.
      Semoga tetangganya mbak bs pulih dan kembali normal seperti Altair. Aamiiinn...

      Delete

Post a Comment

Popular Posts