1,5 tahun bersama

Umi masih ingat waktu pertama kali abang dan om Maliq pertama bertemu. Abang yang masih mengkonsumsi obat syaraf, terlihat tidak peduli dan tidak mau dekat dengan siapapun. Apalagi seorang om maliq yang abang tidak tau ini orang hubungannya apa dengannya. Namun dengan beberapa kali pertemuan, ditambah tidak mengkonsumsi obat untuk syaraf, membuat Abang kembali mudah 'dekat' dengan orang sekitar.

Hari ini, setelah 1,5 tahun melewati waktu belajar, bermain, ngobrol, dan dekat bersama, om Maliq memutuskan untuk menyudahi pertemuan dengan Abang. Bukan karena benci, kesal, marah..., karena dalam kesempatan sebelumnya, Abang pernah juga merasa dimarahi, diomelin, dipuji, dan diberi semangat oleh om Maliq. Hari ini om Maliq hanya ingin bertemu Abang diluar sesi terapi wicara. Bertemu dengan Altair yang semakin cerdas, lancar dan jelas komunikasinya, karena proses belajar selalu hingga maut menjemput.

Umi tahu Abang ingin menangis ketika bersalaman dan pamit dengan om Maliq. Alasan mata abang yang pedih terkena debu, adalah alasan abang menutupi air mata yang rasanya akan keluar dari ujung mata. Abang tahu ketika om Maliq menyatakan Abang sudah cukup terapinya, jangan lupa untuk terus berlatih menjadi semakin baik, itu artinya abang tidak akan memasukkan jadwal rutinitas mingguan lagi 'kencan' dengan om Maliq.

Terimakasih om Maliq. Semenjak 1,5 tahun yang lalu om maliq bertemu Abang setelah sakit dan kehilangan kemampuan memgunyah dan bicara Altair, om Maliq tetap semangat dan sabar menemani Altair berproses, Alhamdulillah hingga Altair mampu berbicara kembali, semakin semangat memperbaiki, dan memantaskan berkomunikasi.

Semoga di saat Altair bertemu om Maliq, di luar secara sengaja maupun tidak sengaja, om Maliq tidak lupa, tetap bersilahturahmi, dan selalu baik..aaamiiin.


perpisahan sesi terapi di ruang terapi wicara

Baca juga Wicara with om maliq

Comments

  1. Kok aku ikut sedih ya bacanya. Sesekali ajak ketemu Mbak. Hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, waktu perpisahan itu berasa nyuss.., aku ngerasa yg begini nih model terapis berdedikasi, sampe kayak ad ikatan batin.
      Bener tuh, rencananya sih pengen juga sesekali ketemu, yg penting nmr kontak ttp ada.
      Makasih ya mbak wid dah mampir😊

      Delete
  2. aamiin.... iya aku merasakan hal yang sama dengan yang komen di atas. hiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mas..., terharu sih..
      Btw makasih ya sdh mampir,salam kenal.

      Delete
  3. Waduh mbak jd melo aku hiks, semoga masih bisa ketemu om maliq ya abang

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts